Mat Kilau bin Imam Rasu, atau lebih dikenal sebagai Mat Kilau, adalah sosok pahlawan yang membakar semangat perjuangan melawan penjajahan Inggris di Pahang. Lahir pada tahun 1865 di Kampung Pulau Tawar, Jerantut, Pahang, Mat Kilau tumbuh di bawah naungan keluarga terpandang, dengan ayahnya yang dikenal sebagai Tok Gajah, seorang ulama dan pejuang terhormat, serta ibunya, Mahda binti Tok Kaut Burau. Kehidupan Mat Kilau sarat dengan pendidikan agama dan seni bela diri, yang kelak menjadikannya sosok disegani dalam masyarakat Melayu.
Dikenal karena keteguhan dan keberanian, Mat Kilau tidak hanya mahir dalam ilmu silat tetapi juga dalam seni spiritual, yang ia pelajari dari berbagai guru, termasuk ayahnya dan Haji Montok, Mufti Pahang. Keterlibatannya dalam dunia spiritual ini membawa Mat Kilau untuk bertapa di Gua Kota Gelanggi, sebuah tempat yang masih dikenang hingga hari ini sebagai situs bersejarah.
Pada usia muda, Mat Kilau menikah dengan Yang Chik binti Imam Daud dan memiliki tiga anak. Namun, kehidupannya tidak hanya didedikasikan untuk keluarga, melainkan juga untuk perjuangan bangsa. Pada tahun 1888, ketika penjajah Inggris mulai menginjakkan kaki di Pahang, Mat Kilau menjadi tokoh kunci dalam perlawanan. Kepribadiannya yang karismatik membuatnya mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat, bahkan dari tokoh-tokoh besar seperti Hugh Clifford, seorang perwakilan Inggris.
Bersama para pengikut setianya, termasuk Pawang Nong, Teh Ibrahim, Mat Kelubi, dan Mat Ali, Mat Kilau menjadi simbol perlawanan yang tak gentar menghadapi tekanan penjajah. Perjuangannya yang heroik membuat namanya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pahlawan Melayu terbesar yang pernah ada.
Mat Kilau hidup hingga usia 104 tahun, meninggal pada 16 Agustus 1970, namun namanya terus hidup dalam kenangan bangsa Melayu sebagai simbol keberanian dan cinta tanah air.
( rz.ajh)