Razanews, Jakarta,- Bintang Bollywood, Shah Rukh Khan, sepertinya makin nyaman dengan genre film action setelah mendulang sukses besar lewat Pathaan dan Jawan pada tahun lalu.
Kini ia pun mengaku ingin mencoba tantangan baru, yakni menjadi villain di film James Bond. Hal tersebut bermula saat wawancara bersama Richard Quest dari CNN baru-baru ini.
Ia awalnya mengaku mengimpikan bisa menjadi James Bond, namun ada hal yang menghalanginya.
"Aku pengin banget (jadi James Bond), tapi aku kependekan," ungkapnya.
.
Quest pun menanyakan bagaimana jika menjadi villain-nya saja. "Penjahat, ya tentu saja. Aku ngerasa cukup pas (warna kulitnya)," balas SRK seraya tertawa.
Shah Rukh Khan sendiri telah membuktikan kapasitasnya dalam berakting sebagai villain. Beberapa filmnya di mana ia menampilkan sisi jahatnya tersebut pun cukup mewakili dan dirasa layak untuk menjadi lawan seimbang dari mata-mata Inggris tersebut.
Contohnya pada Jawan yang menjadi salah satu film terlaris dari Shah Rukh Khan setelah pandemi COVID-19. Kemunculannya di film tersebut pun berhasil membuat film ini menduduki peringkat kedua dalam catatan film India terlaris sepanjang masa lewat pemutaran secara global dengan pemasukan sebesar USD 140 juta.
Salah satu faktor keberhasilan Jawan adalah kemampuan akting menawan dari Shah Rukh Khan yang berperan sebagai Azad dan sang ayahnya, Vikram.
Dua karakter utama dalam film tersebut yang memiliki sifat berbeda dan dinamika antara satu sama lainnya itu dimainkan olehnya sendiri, seperti yang dilakukan oleh Mike Myers dalam seri film Austin Powers.
Azad adalah sipir penjara wanita, dan dia bekerja dengan enam narapidana untuk mencoba memperbaiki masalah besar yang mengganggu masyarakat India. Dia menggunakan nama Vikram Rathore, saat dia mencoba membalaskan dendam ayahnya, yang secara salah dijebak sebagai pengkhianat nasional.
Masuk akal juga jika Khan berperan sebagai ayah dan anak karena alasan tematik. Ini menekankan betapa terhubungnya Azad dan Vikram, meski tidak memiliki kesempatan untuk mengenal satu sama lain.
Hal ini menunjukkan bahwa keduanya sangat mirip, keduanya berdedikasi untuk memperbaiki kesalahan sosial dan politik di negara mereka sendiri. Penggambaran ganda menghasilkan twist menarik yang berkontribusi pada intensitas film dan penceritaan secara keseluruhan. (Rz.ajh)
