Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ulama Jawara Depok Raden Sungging Yang Ditakuti Belanda

Jumat, 25 Maret 2022 | Maret 25, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-26T05:12:19Z


Makam itu berada di ujung Kota Depok, berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Letaknya di Kampung Pondok Terong, Desa Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Bagi orang asli Kampung Bojong Pondok Terong, nama ulama ini tak asing di telinga. Dialah Raden Sungging, ulama keturunan Majapahit yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Citayam, Depok hingga Bekasi.

Bahkan karena kesaktiannya, jangan heran jika makam Raden Sungging kerap ramai diziarahi orang saban hari. "Selalu ramai. Biasanya malam Jumat," kata Rusnadi, 44 tahun, membuka berbincang dengan Razanews.net kemarin. Rusnadi merupakan keturunan juru kunci makam Raden Sungging. Hanya dia seorang yang bisa bercerita soal perjalanan Raden Sungging. "Saya punya bukunya. Tapi tidak bisa saya berikan."Cerita singkat soal siapa Raden Sungging dijelaskan Rusnadi. Menurut dia, Raden Sungging merupakan seorang ulama keturunan Majapahit. Dia datang ke Kampung Pondok Terong ketika Belanda masih menjajah wilayah Depok. Kedatangan dia bukan tanpa sebab, pengaruh Belanda terhadap akhlak orang-orang asli Pondok Terong begitu kentara.Saban hari orang-orang Kampung Pondok Terong dicekoki minuman keras sehingga doyan mabuk-mabukan, judi dan main perempuan. Sebagai seorang ulama, perilaku itu tak disukai Raden Sungging. Dia lantas memperingatkan orang-orang Belanda untuk angkat kaki dari tanah Pondok Terong. Rupanya aksi itu memancing serdadu Belanda buat menangkap Raden Sungging.Alkisah, Raden Sungging menjadi satu pelopor perjuangan jawara di Pondok Terong. Dia memimpin perlawanan buat memberontak kompeni. Ada kisah menarik dalam pertempuran ini. Raden Sungging mampu membuat meriam milik serdadu Belanda gagal meletus. Padahal, Raden Sungging hanya bersenjatakan keris. "Kalau kata orang dia Waliyullah. Ikut menyebarkan agama Islam di sini dan seorang pejuang," tuturnya.


Pertempuran itu membuat Belanda marah. Lantas, dengan pasukan berjumlah lebih banyak, Belanda melakukan aksi balasan. Pertempuran tak seimbang. Raden Sungging yang bertempur bersama dengan orang-orang Pondok Terong dipaksa menyerah. Demi jatuhnya korban, Raden Sungging menyerah. Dia memilih ditangkap Belanda untuk dipenjarakan di Depok.

Namun, Raden Sungging meminta perundingan. Dia mau ditangkap asal pejuang yang merupakan warga asli Pondok Terong dibebaskan. Selain itu, sebelum di eksekusi mati, Raden Sungging meminta dijamu Belanda. Kepada Gubernur Jenderal Belanda kala itu, Raden Sungging meminta makan, minum dan rokok kesukaannya. Permintaannya pun dituruti.

Namun sebelum menjalani eksekusi mati, Raden Sungging meninggal dunia. Belanda kemudian menguburkan Raden Sungging dan menunggu makamnya selama seminggu. Setelah dirasa tidak ada keanehan, serdadu Belanda lantas meninggalkan makam Raden Sungging. Namun keanehan terjadi setelah serdadu Belanda meninggalkan makam. Raden Sungging bangkit dari kubur.Raden Sungging diyakini memiliki ilmu rawa rontek. Dia lantas mendatangi markas Belanda di Depok seorang diri. Raden Sungging meminta Belanda untuk angkat kaki dari Depok. Tentu hal ini membuat tentara Belanda kocar-kacir. Orang-orang Depok yang mendengar bangkitnya Raden Sungging lalu menuju Depok. Di perjalanan mereka bersorak-sorak atas bangkitnya sang ulama.


"Hidup Raden Sungging..,hidup Raden Sungging," tutur Rusnadi. Sejak saat itu nama Raden Sungging dijadikan raja dan tersohor hingga kini. Bahkan saat ini Pemerintah Kota Depok berencana menjadikan Komplek Pemakaman Raden Sungging menjadi bagian dari salah satu cagar budaya. (Rz.ajh)

×
Berita Terbaru Update