Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Astronaut Muslim Pertama Yang Menjalankan Ibadah Puasa

Minggu, 10 April 2022 | April 10, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-10T09:22:53Z

Sultan adalah putra kedua dari Raja Salman. Ia lahir di Riyadh pada 27 Juni 1956. Pencapaiannya menuju antariksa mencatatkan nama Sultan sebagai muslim pertama yang terbang ke luar angkasa.

Selama menjalankan misi di antariksa, Sultan tetap berpuasa.

"Perjalanan itu awalnya dijadwalkan mulai 24 Ramadan tapi ditunda hingga 29 Ramadan," kata Sultan. Dengan demikian ia berangkat ke antariksa di akhir Ramadan.

Tepat di tanggal itu, Sultan dan timnya melaju dengan pesawat Discovery. Sebelum terbang, Sultan melaksanakan sahur dan salat subuh.

Untuk mencari panduan berpuasa di luar angkasa, Sultan mencari nasihat kepada ahli agama bernama Sheikh Abdul Aziz Bin Baz.

"Ahli agama mengatakan saya bisa berbuka puasa dengan mengacu waktu di Bumi tempat saya berangkat," ujar Sultan.

Discovery memulai misinya dengan lepas landas di Kennedy Space Center di Florida. Alhasil Sultan memakai waktu Florida ketika ia lepas landas sebagai acuan berbuka puasa.

Sultan benar-benar mengandalkan saran dari Bin Baz untuk beribadah selama di luar angkasa. Selain puasa, saran itu ia butuhkan untuk melaksanakan salat. Contohnya adalah masukan yang diterima untuk menyucikan tubuhnya sebelum salat menggunakan handuk basah. Opsi itu diputuskan karena ketiadaan gravitasi di luar angkasa.

Selain puasa dan salat, Sultan juga membaca Al Quran. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mengkhatamkan Al Quran dalam waktu enam hari saja.

Ia melengkapi ibadahnya di luar angkasa dengan merayakan Idul Fitri 1405 H. Dengan begitu, ia juga berhasil mengamati Bulan dari dalam pesawat STS-51-G di hari raya tersebut.

Dengan pencapaian itu, Sultan tak hanya terdaftar sebagai muslim pertama yang berhasil ke luar angkasa. Ia juga tercatat sebagai anggota kerajaan sekaligus warga Arab pertama yang mengunjungi antariksa.

Sebelum berangkat, Sultan diharuskan berlatih menahan panas dan haus di pusat pelatihan milik National Aeronautics Space Administration (NASA) dengan kondisi malam yang tak lebih dari enam jam. Mengingat di tahun itu, Ramadan bertepatan dengan musim panas.

Caption by CNN Indonesia & Detik

×
Berita Terbaru Update