Ada dari mereka yang meninggalkan segala hal yang bersifat duniawi, seperti harta, jabatan, bahkan ilmu dunia itu sendiri tak pernah lagi dipelajari oleh mereka... Mereka melaksanakan hidup zuhud dan tawakal apa adanya dengan yang mereka punya juga apa yang akan datang pada mereka.
Ada juga yang justru mengejar dunia itu , harta, jabatan, pengaruh dan lain sebagainya tapi diniatkan untuk ibadah, berderma, menolong dan memberi sesama.
Mereka tidak takut akan terjatuh miskin, lemah, segala marabahaya dan mereka akan terus berikhtiar juga berjuang, bekerja keras dalam segala hal juga keadaan.
Ini biasa dilaksanakan oleh orang-orang yang punya pendirian, punya darah dan dzuriyyah dari para ulama dan Waliyullah sebelumnya juga mereka memiliki banyak sekali ilmu dan pengetahuan akhirat lalu senantiasa menjaga juga menambah ilmu ilmu pengetahuan nya.
Yang semua itu senantiasa membuat mereka ingat bahwa dunia mereka, apa yang mereka punya, yang mereka jalani dan yang mereka perjuangkan adalah hanya untuk bekal kembali pada Allah semata, sekalipun itu adalah hal duniawi! Tapi akhirat dan agama orientasi juga tujuan nya,dunia ditangan nya tapi tidak dihatinya.
serta bukan sebaliknya.
Maka dari sini kita bisa melihat satu kesamaan yang pasti dari dua kehidupan para ulama yang mungkin berbeda namun berjumpa dalam satu titik temu,niat, dan tujuan yang layak untuk kita tauladani🍃🌙
أَلَاۤ إِنَّ أَوۡلِیَاۤءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ
“Ingatlah! Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” [Q.S. Yunus (10): 62]
