Kebahagiaan itu ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh yang datang dari luar apalagi oleh orang lain.
Bahkan bahagia itu bisa datang dari pola pikir yang baik. Kemampuan melihat sisi kebaikan atas segala sesuatu bahkan yang itu dikeluhkan oleh banyak orang.
1. Saat mendengar omelan isteri. Disyukuri, berarti masih punya isteri yang mau peduli.
Atau sebaliknya, mendengar suara dengkuran saat tidur, Alhamdulillah. Berarti masih punya suami yang nyaman istirahat di rumah sendiri.
2. Mendapatkan teguran dan amarah dari ayah atau ibu. Alhamdulillah, berarti masih punya orang tua yang begitu perhatian ke anaknya.
3. Melihat isi rumah berantakan dan bising oleh suara pekik atau tangis anak-anak. Alhamdulillah, berarti rumah tidak sesepi hunian mereka yang sedang mengharap bisa punya momongan.
4. Ribut dengan saudara kandung, alhamdulillah. Berarti punya keluarga dekat yang bisa setiap saat diajak untuk berbagi.
5. Didera oleh rasa lelah dan letih oleh pekerjaan, alhamdulillah. Berarti punya sumber nafkah yang diimpikan oleh yang banyak orang di luar sana yang susah mencari kerja.
6. Cucian numpuk, perkakas kotor, pekarangan rimbun oleh rumput alhamdulillah. Berarti kita punya tempat tinggal yang layak untuk dihuni.
7. Uang belanja menipis, stok dapur habis, suami dimintai cuma bisa meringis, alhamdulillah. Berarti rumah tangga kita normal seperti orang lain. Nggak percaya, coba aja tanya...
8. Demikianlah, bahkan atas masalah demi masalah yang tidak pernah kunjung selesai, ucapkanlah selalu alhamdulillah. Karena masih ada masalah itulah, berarti kita masih hidup di dunia. Karena kalau masalah hidup sudah selesai, berarti kita sudah innalillahi....
رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku kemampuan untuk tetap bisa mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku.
Dan agar aku mampu mengerjakan kebaikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(Ahmad Syahrin Thoriq)
(Rz.ajh)