Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Peresean, Tradisi Bertarung Suku Sasak

Rabu, 25 Mei 2022 | Mei 25, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-25T09:34:07Z


Razanews, lombok,- Salah satu kesenian yang menarik untuk kita saksikan di Desa Sade adalah Peresean. Peresean adalah pertarungan dua laki-laki untuk melatih ketangkasan dalam berperang.

Tongkat Rotan

Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende).  

Pelampiasan Emosi

Latar belakang peresean adalah pelampiasan emosional para raja di masa lampau ketika menang dalam perang melawan musuhnya. Petarung dalam peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.

Melatih Ketangkasan

Dahulu peresean digelar untuk melatih ketangkasan laki-laki Suku Sasak dalam mengusir penjajah. Selain itu, dahulu peresean juga termasuk media yang digunakan oleh para pepadu untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding.

Memohon Hujan

Konon, peresean juga sebagai upacara memohon hujan di musim kemarau. Kini, peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.


Asal Usul

Ada beberapa versi mengenai asal usul permainan bela diri ini. Versi pertama, menyatakan bahwa konon peresean berasal dari legenda Ratu Mandalika yang bunuh diri karena melihat dua orang saling berkelahi hingga mati untuk memperebutkan cintanya. Sedangkan versi yang lainnya lagi menyatakan bahwa peresean timbul dari pelampiasan emosional para raja Sasak ketika akan dan atau telah selesai menghadapi peperangan melawan musuh-musuhnya. Oleh karena itu, peresean juga digunakan sebagai ajang untuk menunjukkan atau memupuk keberanian, ketangkasan dan ketangguhan seseorang dalam sebuah pertempuran. Darah yang menetes ke bumi dalam pertarungan peresean akibat sabetan alat pemukul juga diyakini sebagai simbol turunya hujan, sehingga semakin banyak darah yang menetes, semakin lebat pula hujan yang akan turun.

( Rz.ajh)

×
Berita Terbaru Update