Razanews, Jakarta,- Yang lebih penting dalam membahas masalah syurga dan neraka adalah bagaimana kita bisa termotivasi untuk melakukan amalan yang mendekatkan diri kita ke syurga dan menjauhkan diri kita dari neraka. Dan seperti inilah tujuan Allah ceritakan syurga dan neraka dalam Al-Qur'an.
Dalam sebuah ayat, seusai Allah menyebutkan kondisi penduduk syurga, Allah menyatakan,
لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ
"Untuk seperti inilah hendaknya seseorang berlomba-lomba dalam beramal." ( QS. As-Shaffat: 61 )
Di ayat lain, sesuai Allah menjelaskan kenikmatan syurga, Allah menyatakan,
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
"Untuk mendapatkan seperti ini, hendaknya orang berlomba memperebutkannya." ( QS. Al-Muthaffifin. 26 )
Demikian pula sebaliknya, ketika Allah menceritakan kedahsyatan neraka, tujuannnya agar para hamba menjadi takut. Seusai Allah menyebutkan kedahsyatan neraka, Allah menegaskan,
ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
Seperti itulah bagaimana Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Wahai para hamba-Ku, bertaqwalah kepada-Ku. ( QS. Az-Zumar. 16 )
Sementara bagaimana detil isi syurga, berapa suhunya, seperti apa cuacannya, apa di syurga bisa merayakan ulang tahun, apa di syurga ada permainan water boom, termasuk bagaimana nasib pohon khuldi, dst. sebenarnya kurang penting untuk kita ketahui. Meskipun setidaknya itu bisa menjadi wacana bagi orang yang membacanya.
Pohon yang besar di syurga.
Sebelum menguas pohon khuldi, kami kenalkan dulu salah satu kenikmatan di syurga, yaitu pohon yang sangat besar. Allah sebutkan dalam Al-Qur'an,
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ
(Ahlu syurga berada di bawah) teduh bayangan yang sangat panjang. ( QS. Al-Waqiah. 30 )
Rasulullah ﷺ menjelaskan makna ayat ini,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِى ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لاَ يَقْطَعُهَا ، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: وَظِلٍّ مَمْدُودٍ
Sesungguhnya di syurga terdapat sebuah pohon, andai orang yang naik kuda hendak melintasi bayangannya, selama 100 tahun belum sampai ke ujungnya. Bacalah firman Allah, ‘teduh bayangan yang sangat panjang." ( HR. Ahmad 7709, Bukhari 4881, Muslim. 7317 )
Dimanakah pohon khuldi?
Kita sepakat, yang dimaksud pohon khuldi di sini adalah pohon yang dulu Nabi Adam dilarang untuk mendekatinya. Meskipun penama'an khuldi berasal dari setan, untuk menggoda Adam. Karena arti kata khuldi adalah kekal. Agar Adam mengira dengan makan pohon ini, beliau bisa kekal di syurga.
Dalam Al-Bidayah, Al-Hafidz Ibnu Katsir menulis,
فوسوس إليه الشيطان قال يا آدم هل أدلك على شجرة الخلد وملك لا يبلى: أي هل أدلك على الشجرة التي إذا أكلت منها حصل لك الخلد فيما أنت فيه من النعيم
Setan membisikkan kepadanya, dia mengatakan, "Hai Adam, maukah kutunjukkan pohon Khuldi dan keraja'an yang tidak pernah sirna?" Artinya, akan kutunjukkan sebuah pohon yang jika kamu memakannya maka kamu akan menjadi kekal dalam kenikmatan yang sa'at ini kamu rasakan." ( Al-Bidayah wa An-Nihayah. 1/77 )
Apakah pohon khuldi adalah pohon besar itu?
Imam Ahmad meriwayatkan dari jalur Syu'bah dari Abu Ad-Dhahak, dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لَا يَقْطَعُهَا شَجَرَةُ الْخُلْدِ
"Sesungguhnya di syurga ada satu pohon, apabila ada penunggang kuda hendak melintasi bayangannya, selama 10 tahun, tidak sampai ke ujungnya. Itulah pohon Khuldi." ( HR. Ahmad 9950, Ad-Darimi 2895, dan tambahan Pohon khuldi dinilai dhaif oleh Syuaib Al-Arnauth )
Keterangan lain disampaikan Al-Hafidz Ibnu Katsir. Beliau menjelaskan bahwa bisa jadi pohon khuldi di masa Adam adalah pohon besar yang teduhnya sangat panjang itu.
Di kitab Al-Bidayah, beliau melanjutkan keterangannya,
وقد تكون هي الشجرة التي قال الإمام أحمد
Bisa jadi, pohon khuldi itu adalah pohon yang disebutan dalam hadis riwayat Imam Ahmad.. kemudian beliau menyebutkan hadis di atas.
Hanya saja ada sebagian ulama yang mengingkari keberada'an pohon ini di syurga. Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Imam Ghundar gurunya Bukhari
قَالَ غُنْدَرٌ قُلْتُ لِشُعْبَةَ هِيَ شَجَرَةُ الْخُلْدِ قَالَ لَيْسَ فِيهَا هِيَ
Ghundar bertanya kepada Syu’bah, "Apakah pohon besar itu pohon khuldi?" Syu'bah menjawab,
لَيْسَ فِيهَا هِيَ
"Di sana tidak ada lagi pohon khuldi." ( Al-Bidayah Wa An-Nihayah. 1/78 )
Apakah kita dilarang mendekatinya?
Kita tidak tahu pasti, apakah pohon itu masih ada ataukah tidak. Karena kesimpulan keberada'an pohon khuldi di syurga akhirat, masih diperselisihkan ulama. Andai itu masih ada, apakah kita akan dilarang mendekatinya?
Tidak ada hari setelah akhirat. Sehingga penduduk syurga akan kekal di syurga selamanya. Sementara penduduk neraka yang beriman akan diselamatkan menuju syurga. Ketika penduduk neraka yang tersisa tinggal orang kafir, mereka mendekam kekal di dalamnya.
Karena itu, peristiwa yang dialami Nabi Adam tidak akan berulang. Sehingga tidak ada istilah, jika nanti di syurga ada manusia yang mendekati pohon larangan, maka dia akan diusir ke dunia. Jelas ini tidak terjadi. Tidak ada orang yang masuk surga kemudian dikeluarkan darinya. Allah menegaskan,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ . ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آَمِنِينَ. وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ . لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga taman-taman dan di dekat mata air-mata air yang mengalir. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman" Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan dari surga." ( QS. Al-Hijr. 45-48 )
Disamping itu, penduduk surga diberi keistimewaan, mendapatkan apapun yang mereka inginkan.
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ . نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Di syurga, kalian mendapatkan apapun yang diinginkan jiwa kalian dan kalian mendapatkan apa yang kalian minta sebagai balasan dari Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. Fushilat. 31-32 )
Di ayat lain, Allah juga menegaskan,
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ . لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
Masuklah ke dalam syurga dengan keselamatan, itulah hari yang kekal. Mereka mendapatkan apapun yang mereka inginkan, dan kami memiliki nikmat tambahan. ( QS. Qaf. 34-35 )
Dengan mempertimbangkan berbagai dalil, ditegaskan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, di syurga akhirat tidak ada lagi istilah larangan. Lembaga Fatawa Syabakah Islamiyah menjelaskan hubungan pohon besar dengan pohon khuldi. Kemudian mereka menyatakan,
وإذا كانت الشجرة المذكورة في القرآن هي نفس الشجرة المذكورة في الحديث فإنها موجودة حالياً ولا يحرم على أهل الجنة في الآخرة أن يستفيدوا منها، لأن الرسول صلى الله عليه وسلم ذكرها ليرغب الناس بها في العمل لدخول الجنة وليس في الجنة شيء محرم
Jika pohon yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah pohon yang pohon yang disebutkan dalam hadis, berarti pohon itu ada hingga sekarang. Dan tidak dilarang bagi penghuni surga di akhirat untuk memanfaatkannya. Karena Rasulullah ﷺ menyebutkan pohon besar itu sebagai motivasi bagi umatnya untuk mendapatkannya, sehingga mereka berusaha beramal agar bisa masuk syurga. Dan di syurga tidak ada yang haram. ( Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 113009 )
والله اعلم بالصواب
# Qalam Ilmu
(Rz.ajh)