Benyamin Sueb akrab disapa dengan "Bang Ben atau Babe" merupakan figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi. Keberhasilan suksesya sebagai aktor, penulis lagu dan juga penyanyi telah menjadikan budaya Betawi dikenal hingga ke kancah internasional.
Bakat dan darah seninya pengaruh dari dua engkongnya "Saiti" peniup klarinet dan "Haji Ung" (Jiung) pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda.
Bersama ke 7 kakaknya, Benyamin Sueb sempat membuat "orkes kaleng" boleh dikata ini menjadi cikal bakal kiprahnya di dunia seni.
Benyamin Sueb lahir pada 5 Maret 1939 di Kemayoran, Jakarta, merupakan putra dari pasangan "Aisyah" dan "Sukirman", berasal yang dari Kabupaten Purworejo, kemudian menjadi "Suaeb" sejak tinggal di Jakarta (Betawi).
Karir musik Bang Ben diawali ketika bergabung dalam band "Melody Boys" yang di era 50-an memainkan repertoar musik rumba, cha chacha dan calypso, bahkan Benyamin Sueb saat itu pernah bermain diranah musik jazz bareng "Jack Lesmana" dan "Bill Saragih" di Hotel Des Indes Jakarta.
Sosok orang Betawi yang telah mampu menghidupkan budaya lokal Betawi dalam konteks lagu-lagunya, baik dalam nuansa pop, rock, keroncong, gambang kromong bahkan blues sekalipun.
Dalam karya lagu-lagunya lahir di mana saja, apa adanya dengan balutan lirik dan irama dengan ekspresi yang jujur, komunikatif, penuh pesan moral tanpa kesan mendikte dan peka fenomena sosial,semisal pada lagu '‘Kompor Meleduk’'
Ketika Indonesia dilanda demam musik "ngak-ngik-ngok", istilah yang dipakai Presiden Sukarno untuk menyebut musik Barat.Demi mendorong kepribadian dan kebudayaan nasional, pemerintah pun melarang musik barat.Kemudian nama Melody Boys pun menjadi "Melodi Ria".
Kondisi ini, membuat Benyamin Sueb berusaha keras untuk mengolah kreativitas dan akhirnya memilih idiom musik Betawi "gambang kromong" sebagai ekspresi bermusiknya. Dalam beberapa hal Bang Ben mengabaikan "pakem" gambang kromong, karena musik yang dipilihnya itu bukan hanya dikonsumsi lokal Betawi saja, akan tetapi untuk Masyarakat seluruh Indonesia.
Menurut budayawan Bung Remy Sylado, Perjuangan Benyamin Sueb mengangkat musik pop Betawi memang tidak sia-sia. Benyamin justru berhasil menciptakan kreasi musik di tengah kekangan politik Orde Lama.
“Kalau Bung Karno nggak marahin atau melarang musik Barat kala itu mungkin gue nggak nyanyiin lagu-lagu Betawi,” kata Benyamin suatu ketika semasa hidupnya.
Kehadiran Banyamin Sueb dengan konsep gambang kromong dibantu oleh sahabat musiknya "Djoko Subagyo" untuk mematangkan komposisi hingga munculnya karya dari Djoko Subagya berjudul Ondel-ondel.
Pemilihan gambang kromong sendiri bukan tanpa risiko. Musik gambang kromong saat itu terlanjur dikategorikan musik rendahan, Benyamin yakin dengan semangat untuk mempopulerkan budaya Betawi akan berhasil.
Selain itu Benyamin Sueb bareng grupnya menggandeng "Ida Royani" untuk berduet dan menjadi paling popular pada zamannya di Indonesia.
Menyanyi dengan iringan gambang kromong pernah juga dihadirkan oleh penyanyi lain, seperti Suhairi dengan lagu berjudul Si Kodok, Lilies Suryani dengan lagu bertiel Sayur Asem. Benyamin Sueb juga menulis yang membawa nama Bing Slamet semakin kondang berjudul "Nonton Bioskop"
Pada tanggal 5 Maret tahun 1990 Benyamin Sueb mendirikan Sebuah Radio FM dengan nama BENS Radio. Bens Radio adalah unit Enikom Network dengan format radio etnik yang menggali potensi budaya Betawi.
Menginjak tahun 1992 Bang Ben bersama gènk musik "Al Haj" merilis album bertitel "Biang Kerok". Album dengan gacoan berjudul ‘'Ampunan’' karya Harry Sabar & Erwin Soejoso. Album bagus ini menghadirkan arransemen musik lebih ke arah rock progressive yang diolah oleh Harry Sabar, Keenan Nasution, Oding Nasution, dan Editya.
Sosok yang beken dengan sapaan Babe dalam serial "Si Doel Anak Sekolahan" tutup usia pada 5 September 1995 dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta, bersebelahan dengan makam Bing Slamet.
Berbagai penghargaan pun telah disandang olehnya.Tiga bulan pasca meninggalnya Benyamin Sueb. Pada tanggal, 6 Desember 1995 Pemerintah DKI Jakarta mengabadikan nama "Benyamin Sueb" menjadi nama jalan di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat, di mana Benyamin S dilahirkan dan dibesarkan.
Pada tahun 1973 Benyamin Sueb mendapat kategori sebagai pemeran utama pria terbaik dalam film "Intan Berduri" besutan Sutradara Turino Junaidi dan Film ini pun menjadi film terbaik peraih Piala Citra Festival Film Indonesia 1973.
Dalam karirnya Benyamin Sueb telah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film. Benyamin Sueb masuk ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone Indonesia.
Mempunyai sebuah karya adalah suatu pencapaian yang luar biasa.
Dan saya sangat menaruh Hormat Kepada karya Siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Dipetik dari berbagai sumber
Yogyakarta, 5 Maret 2023
#benyaminsueb
#museummusikindonesia