Mari kita menggali lebih dalam dan bangga terhadap karya seni Anak Bangsa.
Anda Generasi yang tumbuh di akhir era 60-an hingga 80-an tentu akrab dengan sosok pelawak bernama"Iskak".
Iskak Darmosaputro beken dengan nama "Iskak" Adalah komedian sukses yang kondang di dunia hiburan. Iskak lahir di Solo, 3 Maret 1933. Usai lulus Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri Negeri lV Solo, Iskak melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Akan tetapi tidak selesai.Iskak lebih memilih dunia hiburan yang sudah memikat hatinya
Pada tahun 1955 hingga 1958, Iskak menjadi karyawan RRI "Radio Republik Indonesia" di Yogjakarta. Saat itu Iskak bertemu dengan Eddy Sudihardjo (Eddy Sud) dan S Bagio. Mereka membentuk grup lawak benama EBI "Eddy Sud, Bagio dan Iskak", akan tetapi kiprahnya tidak belangsung lama.
Kisaran tahun 1960-an Pak Iskak hijrah ke Jakarta dan bertemu dengan Kho Tjeng Lie (Ateng) yang sebelumnya lebih dulu berproses di "Sanggar Pak Kasur" dan sempat bermain beberapa film layar lebar, salah satunya berjudul "Kuntilanak" di tahun 1961.
Dalam perjalanan waktu pada tahun 1964, Iskak bersama Ateng dan S Bagyo membentuk Trio lawak bernama ABI "Ateng, Bagyo, Iskak", namun tidak begitu lama eksis.
Sekitar empat tahun kemudian, Iskak gabung dengan grup lawak "Kwartet Jaya" bersama dengan Bing Slamet, Eddy Sud dan Ateng. Sebelum Ateng bergabung grup ini bernama EBI "Eddy Sud, Bing, Iskak".
Awalnya namanya bukan "Kwartet Jaya" melainkan "Kwartet Kita". Perubahan nama “Kita” menjadi “Jaya” tak lepas dari kontribusi "Ali Sadikin" mantan Gubernur DKI Jakarta. Kata “Jaya” merujuk pada singkatan “Jayakarta.”
Keberadaan Kwartet Jaya saat itu telah mencuat dari panggung ke panggung, hingga merambah dunia film serta audio reaman. Uniknya, walaupun mereka berempat sama-sama bermain film, namun hanya nama Bing Slamet yang disertakan sebagai judul judul film "Bing Slamet Dukun Palsu" ,"Bing Slamet Setan Jalanan" dan lain lain.
Dalam pembagian peran masing-masing personel tampil sesuai dengan casting yang telah diatur dengan baik; Eddy Sud bertugas mengatur jalannya alur cerita, Bing Slamet bagian musik dan lagu, Ateng dengan sifat sok tahunya dan Iskak dengan karakter keculuannya.
Setelah Bing Slamet tutup usia tahun 1974 "Kwartet Jaya" goyang. Ateng dan Iskak mengundurkan diri. Sementara Eddy Sud tetap berharap "kwartet Jaya " bisa bertahan, sekalipun tanpa sosok Bing Slamet. Namun akhirnya di tahun 1975, grup Kwartet Jaya bubar.
https://youtu.be/RWy81_kv_b4?si=QfiqXzvwTzzrbmb5
Usai Kwartet Jaya tamat, komedian Iskak dan Ateng memutuskan untuk bikin kelompok sendiri. Duo ini kerap muncul di film-film produksi Rapi Film. Polanya sama seperti masa Kwartet Jaya: nama pemain yang dinilai populer dijadikan judul. Kali ini, Ateng yang dipilih: Ateng Minta Kawin dan lainnya.
Banyak sudah Alumnus SMA Negeri lV Solo ini telah bermain dalam berbagai judul film, sejak tahun 1960 hingga tahun 1990.
Kisaran tahun 1980-an Pak Iskak diminta untuk mengisi acara di TVRI dalam "Ria Jenaka", ditayangkan setiap hari Minggu.
Dalam setiap penampilan, Ria Jenaka mengambil casting punakawan (Semar Gareng Petruk Bagong). Adapun Semar diperankan - Sampan Hismato, Gareng - Slamet Harto, Petruk- Iskak dan Bagong - Ateng. Setelah lebih dari satu dekade hadir, Ria Jenaka berhenti tayang di tahun 1996.
https://youtu.be/bTwxzM808Lc?si=5DtMixI9bsISiCsJ
Pada tanggal 14 Januari 2000, Iskak Darmosaputro tutup usia di Jakarta. Jenazah dimakamkan di Astana Temuireng Karanganyar, tutur Mahmud Iskak putra dari Alm Pak Iskak.
Mempunyai sebuah karya adalah suatu pencapaian yang sangat luar bisa biasa. Dan saya menaruh Hormat Kepada karya Siapapun, dimanapun dan kapanpun. 'wKg'
Dipetik dari berbagai sumber
Jakarta, 3 Maret 2001
#iskakpelawak
#museummusikindonesia
( Rz.ajh)