Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

HUTANG KITA BANYAK PADA ANAK-ANAK.

Selasa, 29 Maret 2022 | Maret 29, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-29T12:55:43Z

Tidak jarang, kita memarahi mereka sa'at kita lelah.
Kita membentak mereka padahal mereka belum benar-benar paham kesalahan yang mereka lakukan.
Kita membuat mereka menangis karena kita ingin lebih dimengerti dan didengarkan.

Tetapi, seburuk apapun kita memperlakukan mereka, segalak apapun kita kepada mereka, semarah apapun kita pernah membentak mereka.
Mereka akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya.
Menghibur kita dengan tawa kecilnya.
Menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya, seolah semuanya baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita, meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan cukup.

Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagia'an mereka, tetapi kenyata'annya merekalah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita.

Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihan mereka atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka.
Tetapi, sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan. 
Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita, 
melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.

Kita berhutang banyak pada anak-anak kita.
Dalam 24 jam, berapa lama waktu yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, memeluk, mendekap dan bermain dengan mereka?

Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagia'an sesungguhnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka?

Tentang anak-anak, 
Sesungguhnya merekalah yang selalu "lebih dewasa" dan "bijaksana" daripada kita. 
Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.

Seburuk apapun kita sebagai orangtua, mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi anak-anak terbaik yang pernah kita punya.

Kita selalu berhutang kepada anak-anak kita.
Anak-anak yang setiap hari menjadi korban dari betapa buruknya cara kita mengelola emosi.
Anak-anak yang terbakar residu ketidakbecusan kita saat mencoba menjadi manusia dewasa.
Anak-anak yang menanggung konsekuensi dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri.

Anak-anak yang barangkali masa depannya terkorbankan gara-gara kita tak bisa merancang masa depan kita sendiri.
Tetapi mereka tetap tersenyum, mereka tetap memberi kita banyak cinta, mereka selalu mencoba membuat kita bahagia.

Maka dekaplah anak-anakmu, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dab penyesalan, katakan kepada mereka: 
"Ma'afkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan."

Ma'afkan jika semua hutang ini telah membuat Allah tak berkenan.
Ma'afkan karena hanya pema'afan dan kebahagia'an kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya.
Iya, lebih baik dari sebelumnya.

Selamat memeluk anak-anak kita.

Qalam Ilmu 
(Rz.ajh)

×
Berita Terbaru Update