Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

STALINGRAD

Rabu, 16 Maret 2022 | Maret 16, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-22T11:02:20Z


Razanews, Jakarta,- The Battle of Stalingrad adalah salah satu pertempuran penting pada Perang Dunia II dan mungkin pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah peperangan

Perang Stalingrad berlangsung lima bulan, satu minggu, dan tiga hari berubah menjadi "Ladang Neraka"

Setiap hari, 40 ribu tentara Jerman dan Uni Soviet tewas terbunuh

Perang ini berarkhir pada 3 Februari 1943 dengan kemenangan Soviet yang akhirnya menjadi kunci penting dari kehancuran Nazi

Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa tentara dan rakyat sipil

Penyebab terjadinya korban yang sedemikian banyak ialah karena adanya perintah Hitler yang menyuruh pasukannya agar dalam kondisi apa pun, Kota Stalingrad harus dikalahkan

Akibatnya, pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut

Hitler tak mau belajar dari sejarah, di Stalingrad, pasukannya mengulangi kekalahan besar Napoleon Bonaparte saat menginvasi Rusia lebih seabad sebelumnya

Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet

Gerak mundur pasukan Soviet juga terjadi akibat kegagalan mereka dalam membuat garis pertahanan yang baru karena cepatnya gerak maju pasukan Jerman

Tiba-tiba, pasukan Soviet yang sedang mundur diperintahkan Stalin untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin"

Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia)

Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar dan akan membuat Amerika kesulitan mengirim bantuan menuju Uni Soviet melalui Koridor Persia yang terletak di tepi Laut Kaspia

Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru)

Sebelumnya dalam operasi Barbarossa, Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942

Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di Baku, Azerbaijan, dan Grozny, Chechnya

Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu pegunungan Kaukasus dan Grup Tentara B menuju sungai Volga dan kota Stalingrad

Stalingrad adalah titik balik dalam panggung Perang Dunia II di Eropa

Pasukan Jerman tidak pernah berinisiatif kembali di Timur dan menarik kekuatan militer yang luas dari Barat untuk menggantikan kerugian mereka

Serangan Jerman untuk menaklukan Stalingrad dimulai pada akhir musim panas tahun 1942, menggunakan Tentara Keenam Jerman dan unsur Panzer Tentara ke empat

Serangan itu didukung dengan pengeboman intensif oleh Luftwaffe yang meluluhkan banyak kota menjadi puing-puing

Pertempuran berubah menjadi pertempuran bangunan ke bangunan, dan kedua belah pihak saling menuangkan bala bantuan ke kota

Pada pertengahan November 1942, Jerman telah mendorong pembela Soviet kembali dengan biaya besar, menjadi zona sempit yang umumnya di sepanjang tepi barat Sungai Volga

Pada tanggal 19 November 1942, Tentara Merah meluncurkan Operasi Uranus, serangan dua arah menargetkan pasukan kecil Rumania dan Hungaria yang melindungi Angkatan Darat Jerman ke-6

Pasukan Poros di sisi-sisi yang diserbu dan tentara ke-6 terputus dan terkepung di daerah Stalingrad

Adolf Hitler memerintahkan tentara tinggal di Stalingrad dan tidak berusaha untuk keluar, sebaliknya, upaya dilakukan dengan memasok tentara melalui udara dan untuk memecahkan pengepungan dari luar

Pada awal Februari 1943, pasukan Poros di Stalingrad telah kehabisan amunisi dan makanan

Namun, seluruh rakyat dan tentara di kota Stalingrad semakin bringas melakukan perlawanan sehingga pasukan Nazi terbunuh dengan tubuh "berbagai kondisi"

Sementara pasukannya bertempur mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musim dingin

Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun

Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman

Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung

Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan besar untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah "menyelesaikan" pengepungannya

Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka

Akan tetapi, Soviet telah menambah jumlah meriam anti-pesawat yang berada di sekitar Stalingrad yang menyebabkan banyak pesawat Luftwaffe tertembak jatuh saat berusaha mengirimkan perbekalan untuk pasukan Jerman yang berada di dalam Stalingrad

Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang

Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo

Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, Erich von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib

Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara Merah di bawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah kelelahan dan menderita kelaparan dan penyakit

Dua hari kemudian, Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa menyerah

Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi
#berbagaisumber, (rz.ajh)
×
Berita Terbaru Update