Suatu Pagi sambil sarapan, si Istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.
Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"lihat Pa.., cuciannya kelihatan kurang bersih ya;
sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.
Seminggu berlalu...............
Dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.
Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"Lihat Pa...., sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar.
Pagi ini cuciannya sudah bersih; mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih".
Lalu si suami berkata :
"Ma..........................
Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita".
Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya.
Dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju, padahal kaca jendelanya yang kotor.
Begitulah kehidupan......,
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan Pikiran kita, lewat jendela mana kita memandangnya.
Jika kaca jendela yang kita pakai kotor, sudah pasti apa yang kita lihat di depan akan kotor juga.
Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.
Jika Pikiran kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.
Jika Perkataan kita bersih, maka bersih pula PERBUATAN kita.
Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan kita Mencerminkan Hidup kita.
Itulah sebabnya orang tua kita selalu Berpesan :
" Jaga Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan"
(Rz.ajh)